Thursday 1 November 2018

Hidupkah hatimu?







TIGA PENYEBAB KEMATIAN HATI


Mati bukan hanya ketika seseorang telah menghembuskan nafas terakhir, matanya terpejam, detak jantung terhenti, dan jasad tak bergerak.
Itu semua hanya mati biologis. Kematiannya masih bermanfaat karena menjadi pelajaran bagi yang hidup.

Rasulullah salallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Cukuplah kematian menjadi pelajaran, dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan."
(HR At-Thabrani dari Ammar)

Ada tiga hal yang bila kita tinggalkan akan menyebabkan kematian hati.

|| Pertama, bila shalat ditinggalkan, itu akan membuat jiwa kalut. Kita akan terjerumus ke dalam perbuatan keji, terseret ke lembah kemungkaran dan kesesatan (al-Ankabut [29]: 45 dan Maryam [19]: 59), dan bisa menyusahkan serta merugikan orang lain.

|| Kedua, meninggalkan sedekah.
Itu berarti kita egois, individualis, dan enggan berbuat baik. Kepedulian sosial seperti sedekah adalah bukti keimanan. Orang yang suka bersedekah hatinya lapang dan dijauhkan dari penyakit, khususnya kekikiran, sedangkan para dermawan selalu menebar kebajikan sehingga dekat dengan manusia, Allah, dan syurga.

|| Ketiga, meninggalkan zikrullah adalah awal kematian hati. Hatinya akan membatu sehingga tak bisa menerima nasihat dan ajaran agama. Zikir akan menimbulkan ketenangan hati (Ar-Ra'd [13]: 28).
 Orang yang tenang hatinya akan berperilaku positif dan tak mau berbuat jahat.

Mukmin yang selalu shalat, senang bersedekah, dan memperbanyak zikrullah akan menjadi orang yang paling baik, memiliki hati yang hidup, dan menebar kebaikan kepada sesama.

Bila kita merasa rajin shalat, sedekah, dan zikir, tetapi hatinya mati, kemungkinan besar shalat, sedekah, dan zikirnya cenderung formalitas tanpa jiwa


📚Renungan Kisah Inspiratif Muslimah

No comments:

Post a Comment